Tokyo, 27 Juni 2025 — Studio animasi Frontier Works resmi merilis trailer terbaru dari adaptasi anime “Nukitashi” atau judul lengkapnya Nukige Mitai na Shima ni Sunderu Watashi wa Dou Surya Ii Desu ka?. Cuplikan berdurasi sekitar satu menit lebih ini sontak menyita perhatian para penggemar anime dewasa dan pecinta satire sosial karena nuansanya yang provokatif, absurd, sekaligus emosional.
Nukitashi sendiri bukanlah judul yang asing di kalangan pemain visual novel. Dirilis pertama kali pada tahun 2018 oleh Qruppo, novel visual ini dengan cepat mencuri perhatian karena premisnya yang unik: seorang pemuda yang hidup di sebuah pulau di mana masturbasi dan ekspresi seksual diwajibkan oleh hukum—dan dia satu-satunya orang yang menolak sistem tersebut.
Dalam trailer terbaru, penonton langsung disuguhkan atmosfer kota “paradoks” bernama Onaniazuma, di mana moralitas telah terbalik. Visual warna-warni khas anime ecchi bercampur dengan gaya penyutradaraan yang cukup serius menghadirkan kontras yang menggugah rasa penasaran. Tak hanya menonjolkan fanservice, trailer juga memberi kilasan dramatis dari konflik batin sang tokoh utama, Junta, yang menolak tunduk pada sistem “seksualisasi wajib”.
Cuplikan juga memperkenalkan sejumlah karakter utama, seperti Kiritani Kirari, gadis idealis yang menjadi sekutu Junta dalam perlawanan diam-diam terhadap norma-norma menyimpang di pulau tersebut. Chemistry mereka disiratkan dalam dialog singkat penuh intensitas, yang menandakan bahwa anime ini tak hanya berisi humor dewasa semata, tetapi juga narasi yang dalam.
Salah satu hal yang menonjol dari trailer ini adalah keberanian visual dan suara. Musik latar yang digunakan mengandung aura revolusioner, menciptakan nuansa semacam “pemberontakan diam” terhadap dunia yang sudah terlalu permisif. Ini mengindikasikan bahwa Nukitashi bukan sekadar tayangan erotis, melainkan juga sindiran sosial terhadap ekstremisme moral, budaya cancel, hingga konformitas paksa.
Banyak penggemar yang antusias namun juga penasaran bagaimana studio akan menyeimbangkan unsur fanservice dengan pesan-pesan satir yang cukup tajam dari versi originalnya. Dalam sebuah komentar resmi, sutradara Masato Jinbo mengungkapkan bahwa adaptasi anime ini akan “menghormati akar visual novel-nya, tapi juga mencoba membawa kedalaman emosional yang lebih kuat”.
Di media sosial, respons terhadap trailer cukup heboh. Sebagian menyambutnya sebagai angin segar di tengah genre anime yang cenderung mengikuti arus populer, sementara sebagian lain mempertanyakan sejauh mana konten eksplisit akan ditayangkan secara terbuka.
Anime Nukitashi dijadwalkan tayang perdana pada musim gugur 2025, dan menurut informasi dari staf produksi, episode pertamanya akan dirilis dengan batasan usia yang ketat dan sensor yang disesuaikan dengan platform penayangan. Versi “uncut” kabarnya akan tersedia untuk wilayah tertentu melalui layanan streaming khusus.
Dengan premis yang menyentil logika sosial, karakter penuh konflik, serta keberanian visual yang tidak biasa, Nukitashi berpotensi menjadi tontonan yang mengguncang—baik dari sisi hiburan maupun refleksi sosial.