Anime telah lama menjadi bagian penting dari budaya pop dunia, menawarkan beragam cerita, gaya seni, dan emosi. Namun, meski banyak genre anime disukai, ada pula beberapa kategori yang justru memicu kontroversi, bahkan dibenci oleh sebagian penonton. Entah karena klise berulang, tema yang dianggap problematik, atau sekadar ketidakcocokan selera, berikut ini adalah tujuh genre anime yang sering mendapatkan reputasi buruk.
1. Harem
Genre harem mengisahkan satu karakter utama, biasanya pria, yang dikelilingi oleh banyak karakter lawan jenis yang jatuh cinta padanya. Meski sempat populer di awal 2000-an, banyak orang mulai merasa jenuh dengan pola cerita yang sama: protagonis “biasa saja” yang mendadak menjadi pusat perhatian. Kurangnya perkembangan karakter dan dinamika hubungan yang dangkal membuat genre ini sering dikritik sebagai fantasi kosong.
2. Reverse Harem
Kebalikan dari harem biasa, reverse harem menampilkan satu karakter perempuan yang dikelilingi banyak pria tampan. Meski menawarkan variasi gender, genre ini tetap mendapat kritik serupa: cerita yang terlalu berfokus pada interaksi romantis tanpa perkembangan plot yang berarti. Judul-judul dalam genre ini sering kali dianggap sekadar memenuhi fantasi belaka, tanpa kedalaman emosional.
3. Ecchi
Ecchi berada di batas tipis antara komedi nakal dan erotisme ringan. Banyak anime ecchi menggunakan adegan-adegan “kecelakaan” seksual yang dibuat-buat demi humor atau fanservice. Meskipun ada yang menganggapnya lucu, banyak juga penonton yang mengeluhkan betapa mengganggunya elemen ini, terutama saat disisipkan ke dalam cerita serius yang sebenarnya tidak membutuhkannya.
4. Isekai
Genre isekai — kisah di mana tokoh utama berpindah ke dunia lain — pernah menjadi penyegar dalam dunia anime. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, genre ini mengalami kejenuhan besar-besaran. Cerita-cerita klise seperti karakter overpower, dunia RPG, atau narasi pengulangan “bangkit dari nol” membuat banyak orang merasa isekai kehilangan daya tarik inovatifnya dan menjadi produk massal tanpa keunikan.
5. Hentai
Tidak dapat dipungkiri, hentai — anime dengan konten seksual eksplisit — menjadi salah satu genre yang paling dibenci, terutama di luar Jepang. Selain karena muatan seksualnya, hentai sering dikritik karena memuat tema-tema yang kontroversial, representasi gender yang problematik, dan dalam beberapa kasus, eksplorasi fantasi-fantasi gelap yang dianggap tidak pantas. Meskipun punya pasar tersendiri, banyak yang menganggap hentai merusak citra anime di mata masyarakat umum.
6. Moe
Moe mengacu pada karakter-karakter yang didesain sangat imut dan menggemaskan, biasanya dengan kepribadian polos atau lugu. Meskipun ada banyak penggemar berat genre ini, sebagian penonton merasa moe anime terlalu fokus pada penampilan karakter ketimbang cerita. Anime moe sering dianggap sebagai “eye candy” yang minim narasi kuat, membuatnya dikritik sebagai karya yang dangkal.
7. Slice of Life Berlebihan
Slice of life adalah genre yang menampilkan kehidupan sehari-hari secara realistis. Namun, ketika tidak disajikan dengan cerita yang kuat, anime slice of life bisa terasa membosankan. Bagi sebagian penonton, cerita tentang kegiatan biasa seperti membuat teh, berbicara soal cuaca, atau berjalan ke sekolah tanpa konflik besar, terasa terlalu datar dan kehilangan daya tarik dramatis yang biasanya diharapkan dari sebuah serial.